JALANANJOGJA.COM – Bahasa walikan khas Jogja kini mulai jarang dipergunakan, terlebih oleh generasi muda zaman now. Mungkin mereka bahkan tidak lagi paham tentang bahasa walikan.
Belasan hingga beberapa puluh tahun lalu, bahasa walikan cukup populer digunakan oleh para pemuda di zamannya.
Secara arti, bahasa walikan adalah bahasa yang terbalik. Mungkin sejumlah daerah lain pun memiliki bahasa walikan. Tapi, bisa jadi sangat berbeda dengan bahasa walikan khas Jogja.
Meski secara arti, bahasa walikan adalah bahasa yang dibalik, tetapi bukan sekadar membalik susunan huruf seperti “Makan” menjadi “Nakam”. Tidak semudah itu, Fulgoso.
Di kota ini, penggunaan bahasa walikan khas Jogja memerlukan keterampilan khusus. Setidaknya orang harus hafal aksara Jawa.
Ada beberapa versi tentang pencipta aksara Jawa, namun sebagian besar meyakini bahwa penciptanya adalah Aji Saka, seorang pemuda yang berasal dari India.
Dalam aksara Jawa terdapat 20 huruf, yang terdiri dari empat baris.
Ha, Na, Ca, Ra, Ka, pada baris pertama.
Da, Ta, Sa, Wa, La, pada baris yang kedua.
Pa, Dha, Ja, Ya, Nya, pada baris ketiga.
Ma, Ga, Ba, Tha, Nga, pada baris keempat.
Nah, bahasa walikan khas Jogja berasal dari huruf-huruf tersebut. Para pengguna bahasa walikan harus “membalik” huruf-huruf yang ada.
Mereka harus “membalik” posisi huruf-huruf pada baris pertama dengan posisi huruf pada baris ketiga.
Kemudian, huruf-huruf pada baris kedua dibalik posisinya dengan huruf-huruf pada baris keempat.
Huruf “Ha” misalnya. Pada bahasa walikan akan berubah menjadi “Pa”. Sedangkan huruf huruf “Da” akan berubah menjadi “Ma”. Begitu seterusnya.
Sehingga, untuk kata “Mangan” yang dalam bahasa Indonesia berarti “Makan”, dalam bahasa walikan akan berubah menjadi “Daladh”.
Contoh lain adalah kata “Matamu” yang dalam bahasa walikan berubah menjadi “Dagadu”.
Contoh Bahasa Walikan Khas Jogja
Dulu kata-kata atau kalimat dalam bahasa walikan khas Jogja sangat sering kita dengar, baik di warung angkringan, di tempat anak muda nongkrong, hingga di sekolah-sekolah.
Walaupun memang cukup banyak penggunanya yang tidak benar-benar paham cara membalik, alias mengucapkan hanya kata-kata yang populer.
Beberapa kata bahasa walikan yang populer antara lain:
Aku = Aku = Panyu
Kamu = Kowe = Nyothe
Makan = Mangan = Daladh
Rumah = Omah = Podap
Tidak = Ora = Poya
Minum = Ngombe = Lodse
Pergi = Lungo = Ngulo
Rokok = Rokok = Yonyony
Ingin = Arep = Payeh
Uang = Duit = Muthig
Baca juga: Singkatan Sejumlah Jalanan Jogja yang Lebih Terkenal dari Nama Aslinya
Bau = Mambu = Dadsu
Anjing = Asu = Pabu
Lapar = Ngelih = Lengip
Utang = Utang = Pugal
Gelas = Gelas = Tengab
Tengah = Tengah = Gelap
Suami = Bojo = Soco
Istri = Bojo = Soco
Mobil = Mobil = Dosing
Celana = Kathok = Nyawony
Ayam = Pitik = Higiny
Ular = Ulo = Pungo
Pelit = Pelit = Hengig
Sendiri = Dewe = Methe